Jumat, 05 Juni 2020
WS Rendra: HOTEL INTERNASIONAL, PYONGYANG
Di malam yang larut itu
dengan jari-jari yang rusuh kubuka pintu balkon
dan lalu bergumullah diriku dengan sepi.
Malam musim gugur yang tidak ramah
mengusir orang dari jalanan.
Dan pohon-pohon seperti janda yang tua.
Kecuali angin tak ada lagi yang bernyawa
Di dalam sepi orang menatap diri sendiri
menghadap diri sendiri
dan telanjang dalam jiwa.
Angin Pyongyang mengacau rambutku
dan bertanya:
"Lelaki kurus dengan rambut kusutmasai
engkau gerangan putra siapa?"
Lalu kulihatlah wajahku yang tegang,
diriku yang guyah, serta hatiku yang gelisah.
Aku mencoba ramah dan menegur diriku:
"Hallo! - Ada apa?"
Malam yang larut itu gemetar dan kelabu.
Kesepian menghadap padaku bagai kaca.
"Ayolah, buyung!
Kau toh bukan kakek yang tua!
Lalu aku pun tersipu
meskipun tahu
itu tak perlu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Layanan Servis Terbaik Mitsubishi di Masa Pandemik
Setiap hal di dunia ini pasti membutuhkan perawatan untuk keberlangsungannya. Alam yang sedianya menjadi tempat tinggal semua makhluk hidup,...
-
Setiap hal di dunia ini pasti membutuhkan perawatan untuk keberlangsungannya. Alam yang sedianya menjadi tempat tinggal semua makhluk hidup,...
-
Di sepanjang Sretenski Boulevard kuseret langkahku dan kebosananku. Di bawah naungan pepohonan rindang di sepajang jalan bersih dengan bunga...
-
Allah di sorga. Dari rumah bambu sempitku di malam yang dingin tanganku yang rapuh menggapai sorga-Mu. Aku akan tidur di mata-Mu yang mengan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar